Pengembangan Model Pemberdayaan Penyandang Cacat Fisik (People With Disability) Di Bidang Pariwisata Untuk Meningkatkan Taraf Hidup.

Kata Kunci: penyandang cacat, ketenagakerjaan, pariwisata.

Sugiarti, Rara; Ernawati, Diyah Bekti; dkk*)
Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS, Penelitian, RUD, 2006.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi empirik ketenagakerjaan di sektor pariwisata yang melibatkan penyandang cacat di Wilayah SUBOSUKAWONOSRATEN (Kota Surakarta, Kabupaten Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen dan Klaten); mengidentifikasi persepsi masyarakat (stakeholder) mengenai peluang penyandang cacat di sektor pariwisata sebagai tenaga kerja (SDM) serta membuat model pemberdayaan penyandang cacat fisik sebagai tenaga kerja (SDM) di sektor pariwisata.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan memanfaatkan ‘key informants’ dari masing-masing kelompok stakeholders atau elemen pemangku kepentingan. Lokasi penelitian ini adalah wilayah SUBOSUKAWONOSRATEN (Kota Surakarta, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Sragen dan Kabupaten Klaten). Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara mendalam, observasi lapangan. Data penelitian ini berupa data primer yang diambil dengan teknik wawancara mendalam dan observasi lapangan (site observation) di sektor pariwisata dan data sekunder. Sedangkan data sekunder diambil dengan dan metode simak. Teknik cuplikan (sampling technique) yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dan snowball sampling. Dengan teknik ini diharapkan peneliti akan mendapatkan key informants yang memadai untuk penganalisisan mengenai pemberdayaan penyandang cacat di sektor pariwisata. Data dianalisa dengan menggunakan metode interaktif (Diagram IV. 1) (Miles & Hubermann, 1994) yang mencakup data collection, data reduction, data display, dan conclusion/verification. Analisa tersebut menitikberatkan pada upaya untuk melihat secara keseluruhan keterlibatan penyandang cacat dalam kegiatan kepariwisataan untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya dan sekaligus untuk mengetahui apakah penyandang cacat telah diberdayakan sesuai dengan derajat kecacatan dan kemampuannya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi empirik ketenagakerjaan penyandang cacat di wilayah SUBOSUKAWONOSRATEN pada saat ini masih jauh dari harapan. Hal ini dapat dilihat dari minimnya komitmen dan kepedulian stakeholder untuk memberikan peluang atau kesempatan kerja yang sesuai kepada penyandang cacat guna memperoleh kehidupan dan penghidupan yang layak.