Rancang Bangun Alat Masak Model Presto Untuk Meningkatkan Pangsa Pasar Produk Olahan Jagung Melalui Diversifikasi Produk.

Kata kunci : diversifikasi produk, produk olahan jagung, alat masak model presto.

Kawiji; Amanto, Bambang S.; Jati M., Godras*)
Fakultas Pertanian UNS, Pengabdian, Dikti, Vucer, 2007.

Usaha kecil HANI telah melakukan produksi sejak tahun 1995 sampai sekarang.  Produk yang diunggulkan adalah emping jagung dan criping ketela.  Hal ini sesuai dengan kondisi daerah tempat produksi dilakukan.  Kecamatan disekitar wilayah Karangpandan, seperti Jumantono, Jumapol, Jatoyoso, dan Jatipuro Kabupaten Karanganyar adalah merupakan sentra produksi jagung, sedangkan ketela rambat banyak diproduksi di Kecamatan Tawangmangu, Kecamatan Ngargoyoso, dan Karangpandan.
Pada saat panen raya, harga kedua komoditi tersebut sangat murah. Berdasarkan kondisi lokal daerah dan semakin meningkatnya permintaan konsumen akan produk emping jagung dan criping ketela rambat, maka kami, pihak UNS dan UKM HANI sepakat untuk mengembangkan produk olahan jagung berupa mameng jagung.  Kendala yang dihadapi untuk memproduksi mameng jagung adalah keberadaan alat memasak model presto. Tujuan dalam kegiatan ini adalah membuat alat memasak jagung model presto, menambah diversifikasi produk olahan jagung menjadi mameng jagung, dan produksi kacang oven.
Untuk meningkatkan pasar produk jagung olahan dikenalkan alat pengolah jagung model presto.  Kegiatan yang dilakukan meliputi beberapa tahap. Pertama, pembuatan alat pengolah jagung presto. Kedua, pemasangan alat pengolah jagung dengan melibatkan karyawan UKM HANI. Ketiga, pelatihan penggunaan dan pemeliharaan alat pengolah jagung presto dengan melibatkan karyawan UKM HANI. Keempat, evaluasi kerja alat yang meliputi kapasitas produksi.
Pembuatan alat pengering telah dilakukan di bengkel Teknologi Pertanian UNS. Alat presto yang siap digunakan memiliki spesifikasi alat sebagai berikut: kapasitas alat 17 kg jagung/jam, tekanan maksimal 2,8 bar, tekanan untuk mameng 1,8 bar, tebal dinding dalam 3 mm, dan bahan bakar 2,5 liter minyak tanah/jam.
Pemasangan alat dilakukan setelah alat dioperasikan terlebih dahulu di lokasi pembuatan.  Pengoperasian dilakukan guna mengetahui kekurangan yang terjadi setelah pembuatan.  Pelatihan pengoperasian alat ditujukan untuk melatih mitra mengoperasikan alat presto dan merawatnya. Peserta pelatihan dari UKM mitra.
Tahap pengolahan mameng jagung ini berturut-turut adalah sortasi bahan, perlakuan pendahuluan, pengukusan, pengeringan, penggorengan, serta  pengemasan. Sortasi bahan dilakukan agar diperoleh mutu bahan baku yang baik serta bersih dari kotoran, sedangkan perlakuan pendahuluan dilakukan dengan tujuan untuk meberikan cita rasa yang khas dan tepat bagi produk akhir. Harga bahan baku (jagung) di pasaran adalah Rp. 2000,-/ kg.
Harga mameng jagung yang siap dipasarkan dan dikonsumsi tersebut adalah Rp.8.000,-/ kg. Dengan adanya pengembangan produk berupa mameng jagung  yang diolah dengan presto tersebut dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan nilai ekonomi jagung.