LPPM UNS MENGABDI PADA PENGEMBANGAN EKOWISATA

Suguhan layanan yang laik kepada wisatawan maupun pengunjung menjadi orientasi dalam pengembangan pariwisata khususnya ekowisata, pariwisata yang berbasis kerakyatan. Kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) ‘guiding’, pengelolaan obyek wisata, tempat hunian hingga ketersediaan cinderamata khas merupakan agenda atau strategi yang harus dibangun secara sistematis dan serius dalam upaya pengembangan pariwisata yang dikelola dari, oleh dan untuk masyarakat.

Berbagai potensi mulai digali dan dianalisa, salah satunya Desa Berjo Kecamatan Ngargoyoso Karanganyar, pada tahun ini dicanangkan sebagai “Desa Pariwisata”. Hal ini merujuk pada beberapa obyek wisata yang potensial dikembangkan, seperti keberadaan Candi Sukuh, Candi Plangkatan, Situs Watubonang, Air Terjun Njumoh dan Tlogo Madirgo, didukung oleh alam yang menawan serta tanaman-tanaman yang berpotensi menunjang perekonomian masyarakat seperti wortel, stroberi, crisant, dan sebagainya.

Untuk itu hadir Pusat Penelitian Pariwisata (Puspari) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret sebagai Penyelenggara Pelatihan yang diselenggarakan pada 7 – 10 Agustus 2006 bertempat di Desa Berjo, Ngargoyoso, Karanganyar. Dengan adanya Pelatihan tersebut diharapkan mampu menunjang dan memantapakan skill pariwisata serta perekonomian masyarakat setempat, seperti yang diungkapkan Sekretaris Puspari LPPM UNS Drs. Supariadi, M.Hum dalam wawancara (12/8).

Dia mengungkapkan pula ada beberapa kendala yang menghambat perealisasian gagasan desa Berjo sebagai desa wisata, yakni kurangnya kesadaran (sense of belonging) dan kesiapan masyarakat lokal bahwa daerahnya menjadi lingkungan pariwisata, ketidakadanya kelembagaan seperti koperasi yang menaungi alur pengembangan pariwisata serta belum tercipta cinderamata khas. Untuk itu materi yang disampaikan pada pelatihan tersebut, antara lain berkaitan dengan pengetahuan kepariwisataan, psikologi pelayanan pariwisata, teknik guiding, manajemen obyek wisata, serta pemberian ketrampilan berbahasa Inggris.

Pelatihan yang diikuti oleh masyarakat desa Berjo, Karang Taruna, serta Pemerintah Daerah setempat itu merupakan kegiatan yang berkelanjutan. “Puspari sebagai Trainer akan terus memberikan bimbingan hingga masyarakat desa Berjo mampu mandiri mengelola potensi wisata yang ada” Tutur Drs. Supariadi, M.Hum. Bimbingan kelanjutan itu khususnya berupa pemantapan kelembagaan pariwisata lokal maupun pembinaan skill khususnya dalam pembutatan cinderamata. Seperti yang diungkapkan Drs. Supariadi, M.Hum, “saat ini Puspari mendidik Masyarakat Berjo membuat kaos yang bertuliskan nama obyek wisata setempat”.

Dengan demikian, diharapkan Keuntungan secara materi maupun riil dari pariwisata tidak lagi dinikmati para investor saja dan masyarakat setempat hanya diposisikan sebgai ‘Penonton’ namun sebaliknya mereka mampu menjadi ‘Pemain’ sekaligus ‘Penikmat’. Disamping itu visi dan misi LPPM UNS khususnya pengabdian kepada masyarakat melalui Puspari dapat teraktualisasi dalam pengembangan pariwisata yang berbasis kerakyatan berdasarkan tiga konsep dasar pengembangan ekowisata yakni Ekologi (Pemeliharaan keseimbangan Alam), Edukasi (Pendidikan lingkungan untuk masa depan dan global) serta Ekonomi (Peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat).