Ethanol Fuel Grade dari Garut Sebagai Bahan Bakar Alternatif Pengganti Petroleum (Bensin).

Kata kunci : biofuel, bioethanol, biodiesel

Dyartanti, Endah Retno; Nur, Adrian; Paryanto; Distantina, Sperisa*)
Fakultas Teknik UNS, Penelitian, Dikti, Hibah Bersaing, 2007.

Energi alternatif biofuel yang dapat diperbarui dapat memperkuat ketersediaan bahan bakar dan  ramah lingkungan. Ada dua macam jenis biofuel yang bisa dikembangkan yaitu, bioethanol dan biodiesel. Bioethanol berasal dari alkohol yang strukturnya sama dengan bir atau minuman anggur. Pembuatan bioethanol berasal dari bahan yang mengandung Polisakarida Garut memerlukan tahap pengubahan polisakarida menjadi Monosakarida (glukosa) melalui reaksi hidrolisa kemudian difermentasi menjadi alkohol (ethanol), air dan karbon dioksida. Pemurnian ethanol hasil fermentasi dari air menjadi langkah utama untuk mendapat Ethanol Fuel Grade. Dengan destilasi akan didapatkan kadar ethanol 90-95 %, selanjutnya untuk mencapai  bioethanol fuel grade (>99%) dengan dehidrasi melalui proses adsorbsi. Pemodelan yang disusun diharapkan dapat menunjukkan kemampuan adsorben dalam mengadsorb air dari campuran ethanol dan air. Sehubungan hal di atas, maka perlu dilakukan penelitian yang akan dilaksanakan selama 2 tahun, yang terdiri atas dua tahapan, yaitu:
Tahun Pertama (2007)
1.    Studi Pustaka dan Penyiapan Bahan dan alat riset, analisis bahan baku, penentuan komposisi garut dan pembuatan pati Garut
2.    Variabel proses reaksi  Fermentasi
Pembuatan ethanol fuel grade dengan  melihat Pengaruh dari pH, temperatur, dan kadar inokulum optimum  pada proses fermentasi terhadap hasil ethanol  fuel grade.
Tahun Kedua (2008 )
1.    Penyusunan model matematik untuk memprediksikan kemampuan berbagai sebagai adsorben pada penghilangan air dari ethanol
2.    Pengujian model terhadap pengaruh berat berbagai adsorben untuk memperoleh model kesetimbangan yang tepat dalam memprediksikan kemampuan adsorben untuk menjerap Air dari campuran Ethanol dan air.