Model Pemberdayaan dan Diversifikasi Ekonomi Masyarakat Pedesaan Melalui Pengembangan Pariwisata Berbasis Sumberdaya Pertanian : Studi di Kabupaten Boyolali Jawa Tengah.

Kata kunci : diversifikasi ekonomi, agrowisata, Stakeholder Collaboration Empowerment Model (SCEM)

Irawan, Bambang; Supriyadi; Sugiarti, Rara; Warto*)
LPPM UNS, Penelitian, Dikti, Hibah Bersaing Lanjutan, 2007.

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk merumuskan model pemberdayaan dan diversifikasi ekonomi masyarakat pedesaan melalui pengembangan pariwisata berbasis sumber daya pertanian. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk menemukenali potensi pertanian, perkebunan, peternakan maupun perikanan yang dapat dikembangkan sebagai daya tarik wisata, mengeksplorasi berbagai sumber daya (alam, sosial, budaya) dan daya dukung lainnya yang dapat menunjang pembangunan pariwisata untuk memberdayakan dan mendiversifikasi ekonomi masyarakat pedesaan, mengidentifikasi SDM pedesaan dalam mendukung pengembangan pariwisata berbasis sumber daya pertanian (agrowisata), merumuskan model pemberdayaan dan diversifikasi ekonomi masyarakat pedesaan melalui pengembangan pariwisata berbasis sumber daya pertanian di Kabupaten Boyolali, mengujicobakan, menyempurnakan dan merekomendasikan model pemberdayaan dan diversifikasi ekonomi masyarakat pedesaan melalui pengembangan pariwisata berbasis sumber daya pertanian kepada elemen pemangku kepentingan terkait untuk diimplementasikan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat pedesaan dan peningkatan pengalaman wisatawan.
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kabupaten Boyolali dengan pertimbangan bahwa wilayah tersebut memiliki sumber daya pertanian yang beraneka ragam. Populasi penelitian adalah semua elemen pemangku kepentingan (stakeholder) pariwisata di Kabupaten Boyolali termasuk pemerintah, swasta (pengusaha bisnis pariwisata), serta asosiasi terkait dan masyarakat setempat. Teknik cuplikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dan snowball. Sumber data terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer berupa informant yang terdiri atas perwakilan dari berbagai unsur stakeholders pariwisata. Data sekunder berupa berbagai dokumen yang relevan. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan beberapa teknik termasuk wawancara mendalam (in-depth interview) dan metode simak (document study).
Data dianalisis dengan teknik analisis model interaktif (Miles and Hubermann, 2003) yang meliputi komponen pengumpulan data, reduksi data,  sajian data dan penarikan kesimpulan (verifikasi). Dalam teknik analisis ini analisis dilakukan secara terus menerus dari awal pengumpulan data hingga proses verifikasi yang berlangsung mulai dari awal penelitian sampai dengan penelitian selesai. Dengan demikian proses analisis terjadi secara interaktif dan menguji antar komponen secara siklus yang berlangsung terus menerus dalam waktu yang cukup lama. Dengan menggunakan teknik analisis tersebut hasil kesimpulan telah teruji secara selektif dan akurat.
Hasil penelitian multi-year tentang Model Pemberdayaan dan Diversifikasi Ekonomi Masyarakat Pedesaan Melalui Pengembangan Pariwisata Berbasis Sumber Daya Pertanian menunjukkan bahwa Kabupaten Boyolali memiliki sumber daya pertanian yang beragam yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai daya tarik wisata minat khusus, utamanya wisata berbasis sumber daya pertanian (agritourism). Dari berbagai atraksi yang tersebar di wilayah Kabupaten Boyolali tersebut dapat disimpulkan bahwa kawasan yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata berbasis sumber daya pertanian karena potensi yang dimiliki serta fasilitas atau sarana dan prasarana yang tersedia serta kebijakan pemerintah maupun upaya-upaya, pengamatan dan kajian yang telah dilakukan oleh pihak swasta seperti biro perjalanan wisata, adalah Kecamatan Selo (Kawasan Selo), Desa Kuwiran di Kecamatan Banyudono dan Desa Tegalrejo di Kecamatan Sawit.
Model pemberdayaan ekonomi masyarakat pedesaan melalui pengembangan pariwisata berbasis sumber daya pertanian di Kabupaten Boyolali disusun melalui beberapa dan berdasarkan beberapa komponen, yakni potensi dan permasalahan, elemen pemangku kepentingan (stakeholder) yang meliputi komponen pemerintah, swasta dan masyarakat, promosi dan pemasaran, serta kewirausahaan masyarakat. Penyusunan model utamanya didasarkan pada permasalahan utama hasil identifikasi yang sudah dilakukan, yakni terbatasnya kerja sama, koordinasi, dan kolaborasi yang dilakukan oleh elemen-elemen pemangku kepentingan terkait di dalam mempromosikan/memasarkan produk, mempersiapkan masyarakat pemilik produk, serta mengelola dan mengembangkan produk yang sudah layak dijual. Oleh karena itu model yang dihasilkan diberi nama Stakeholder Collaboration Empowerment Model (SCEM) atau Model Penguatan Kolaborasi Stakeholder yang menggarisbawahi penguatan kolaborasi antar elemen pemangku kepentingan (stakeholder) sebagai ujung tombak pengembangan pariwisata berbasis sumber daya pertanian untuk memberdayakan ekonomi masyarakat pedesaan di Kabupaten Boyolali. Model tersebut mengutamakan peran aktif dan kerja sama dari seluruh elemen pemangku kepentingan untuk mengembangkan potensi pertanian yang dimiliki oleh masyarakat Kabupaten Boyolali sebagai daya tarik wisata yang diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam berbagai bidang termasuk ekonomi, sosial dan budaya. Oleh karena itu yang menjadi landasan utama di dalam model tersebut adalah penguatan atau pemberdayaaan kolaborasi (collaboration empowerment) yang dilakukan secara intensif oleh elemen-elemen pemangku kepentingan terkait. Kolaborasi antar elemen pemangku kepentingan tersebut diawali dari kolaborasi di bidang promosi dan pemasaran mengingat salah satu permasalahan utama untuk mengembangkan sumber daya pertanian sebagai daya tarik wisata minat khusus di Kabupaten Boyolali adalah terbatasnya promosi dan pemasaran produk wisata tersebut.