Pengembangan Kanal Fleksibel Berbahan Beton Memadat Mandiri Berserat Limbah Kaleng dan Limbah Plastik

Kata kunci : kanal fleksibel, beton SCC, dimensi optimum modul

Sholihin As’ad, Purnawan Gunawan
LPPM UNS, Penelitian, DP2M, Hibah Bersaing Lanjutan, 2009

Kanal fleksibel adalah komponen utilitas berstruktur fleksibel untuk jaringan jalur kabel listrik, kabel telepon dll. Bangunan ini merupakan rangkaian modul kanal dan modul percabangan (junction) yang dilengkapi dengan sistem sambungan fleksibel. Alinyemen kanal, baik vertikal maupun horizontal, dapat diatur pada ruang yang sempit mengikuti tempat perletakannya. Pada penelitian tahap pertama (Hibah Bersaing Tahun 1) telah dihasilkan resep campuran beton dengan serat serat plastik dalam bentuk beton memadat madiri (Self-compacting Concrete, SCC). Beton SCC adalah beton dengan kekentalan terkendali yang memungkinkan material tersebut dapat dituang dan mengalir dalam cetakan tanpa bantuan penggetar. Resep campuran tersebut per meter kubik produksi beton adalah semen Portland-tipe1 400 kg, agregat 1397 kg dengan komposisi 40 % (558.8 kg) agregat kasar dan 60 % (838.2 kg) agregat halus, 1 % volume serat plastik, 80 kg fly ash, 0.8 % (3,2 kg) superplasticizer (viscocrete) pada faktor air semen 0.40. Hasil pengujian beton segar SCC dengan serat plastik diperoleh nilai slump flow berdiameter 720 mm dan t500 = 3 detik, waktu penuangan V-funnel adalah 8 detik, Uji L-box t200 = 5 detik dan t400 = 12 detik, self-leveling ratio (h2/h1) = 0.96, Uji U-box memberikan self-leveling ratio (h2/h1) = 1, Kuat tekan beton pada umur 28 hari adalah 33 MPa. Mudulus Elastisitas Ec = 32711 N/mm2. Hasil uji susut awal menunjukkan bahwa SCC dengan serat plastik terjadi penundaan waktu awal retak dari t0 = 146 menit menjadi 194 menit, pengurangan 47 % panjang kumulatif retak dan pengurangan 53 % lebar retak dibandingkan dengan SCC tanpa serat. Resep beton SCC ini selanjutnya menjadi acuan dalam mencampur material dasar modul kanal fleksibel. Penelitian lanjutan ini (Hibah Bersaing tahun kedua) bertujuan untuk merancang dimensi optimum modul kanal bagian lurus, sistem sambungan bagian lurus dan sistem sambungan percabangan. Dimensi optimum ditentukan dari kriteria penampakan beton permukaan, kekompakan hasil cetakan, biaya produksi (ekonomi) dan kesederhanaan dalam perangkaian. Sistem sambungan lurus antar modul kanal dan sistem sambungan percabangan (junction) akan dipilih dari tiga alternatif sistem sambungan modul kanal yang diusulkan yaitu pengikat mur baut, pengikat pasak logam dan dengan kait beton antar modul.