LPPM UNS SOSIALISASIKAN HASIL LITBANG BATAN

Selasa, 27 Juli 2010 Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Sebelas Maret menggelar acara Sosialisasi hasil penelitian dan pengembangan BATAN bertempat di Aula gedung Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH ) LPPM UNS.

“Acara ini diikuti oleh civitas akademika UNS, pemerintah daerah khususnya Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Se Solo Raya serta petani dan pemulia bibit padi se Solo Raya merupakan kerjasama antara LPPM UNS dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN)”, ungkap Dra. Riyatun, MSi, ketua pelaksana acara sosialisasi tersebut.

“Dalam acara sosialisasi ini akan hadir bapak sutisna, breeder dari Pusat Aplikasi Teknologi Radiasi dan Isotop (PATIR) BATAN yang memaparkan bibit padi MIRA dan bestari yang tahan wereng serta Dra. Siti Maisyaroch, MSi, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Perkebunan dan Kehutanan Kab. Karanganyar”, tambahnya.

Mira dan Bestari merupakan dua dari berbagai jenis bibit padi yang dihasilkan dari penggunaan radiasi nuklir yang dilakukan oleh BATAN. Mira dan bestari berasal dari benih padi cisantana yang diradiasi dengan sinar gamma, memiliki ciri-ciri bentuk tanaman tegak, umur tanaman 115 – 120 hari, tinggi tananam 100 – 115 cm, anakan produktif 15 – 20 batang, bentuk gabah ramping, tekstur nasi pulen, serta cocok ditanam di lahan sawah dataran rendah hingga ketinggian 650 meter di atas permukaan laut.

Di samping kesamaan karakteristik morfologi, kedua jenis bibit padi tersebut juga memiliki kesamaan dalam ketahanan terhadap wereng coklat biotipe 1 dan 2 serta tahan penyakit hawar daun strain III. Padi Mira dilaunching pada 6 Maret 2006 sedangkan Bestari pada 28 Juli 2008.

Baru-baru ini LPPM UNS mengujicobakan pembudidayaan bibit padi Mira di Karangpandan, Karanganyar dimana benih padi tersebut merupakan hibah dari BATAN.

Dengan kerjasama yang terbangun antara LPPM UNS dan BATAN disambut gembira oleh Ketua LPPM UNS, Pof. Dr. Sunardi, MSc “Saya sangat gembira dengan adanya kerjasama BATAN ini terutama mengembalikan jati diri Indonesia sebagai negara yang dulunya berswasembada beras”.