Peninjauan lokasi KKN Tematik kali ini dipusatkan di Desa Tambak, Kec. Mojosongo, Kab. Boyolali, Senin (18/8/2014). Desa tersebut merupakan salah satu di antara 14 daerah di Jawa dan tiga daerah di luar Jawa lokasi KKN, yang melibatkan 2.172 mahasiswa berbagai jurusan.
Dalam Keterangannya Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNS, Darsono mengatakan, berbeda dengan 13 tahun lalu KKN kali ini bersifat tematik integratif dan berkelanjutan. Seluruh aktivitas fisik dan nonfisik yang dilaksanakan mahasiswa di lokasi pengabdian akan ditindaklanjuti, selain format KKN tematik integratif dan KKN kebangsaan, juga akan dikembangkan KKN kolaborasi Nusantata. KKN tersebut akan melibatkan sejumlah perguruan tinggi, di antaranya UNS, Uncen Papua, Unhas Makassar, Unsyah Aceh dan Universitas Nusa Cencana NTT. “Inisiasi KKN kolaborasi Nusantara dalam pelaksanaan semacam saling menitipkan mahasiswa di antara universitas yang terlibat. Ide dasarnya adalah upaya pemeliharaan NKRI, dengan cara mengenalkan keberagaman Nusantara kepada mahasiswa,” jelasnya.
Rektor Prof.Dr. Ravik Karsidi, MS pada sambutanya mengatakan “Kalau dahulu, KKN itu ibarat anjing kencing. Setelah KKN berakhir, hasil karya para mahasiswa tidak ada yang menindaklanjuti. Tetapi paradigma KKN sekarang berubah, yakni mahasiswa belajar secara pragmnatik dari masyarakat. Obyek garapannya ditangani secara terintegrasi melibatkan berbagai disiplin ilmu. Hasilnya, setelah selesai KKN akan ditindaklanjuti para dosen dengan program pengabdian masyarakat. Atau hasilnya dilanjutkan peserta KKN berikutnya,”
Bersamaan peninjauan KKN tersebut, Bupati Boyolali, Drs. Seno Samodro didampingi Pimpinan Universitas Sebelas Maret meresmikan jalan poros Desa Tambak, Kec. Mojosongo, yang dibangun dengan bantuan dana dari Gubernur Jateng sebesar Rp 40 juta. (Humas LPPM)