Etanol Fuel Grade dari Sorgum (Sorgum-Bicolor (L) Moech.) Sebagai Bahan Bakar Alternatif.

Kata kunci : bahan bakar alternatif, sorgum, etanol fuel grade.

Dyartanti, Endah Retno*)
Fakultras Teknik UNS, penelitian, ristek, insentif riset dasar, 2007.

Penelitian tentang pemanfaatan sorgum yang diproses menjadi glukosa melalui reaksi hidrolisis enzimatis yang kemudian akan difermentasi menjadi etanol sebagai sumber energi alternatif terbarukan. Diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomi tanaman sorgum dan mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak bumi. Penelitian ini merupakan tahap pertama dari ketiga tahap penelitian pembuatan Etanol Fuel Grade (99,5%).
Pada Tahun pertama ini mempelajari pembuatan glukosa dari biji sorghum melalui reaksi hidrolisis dengan katalis enzim. Tahap kedua akan mempelajari reaksi fermentasi glukosa menjadi etanol dan karbon dioksida serta tahap terakhir adalah pemurnian etanol dengan cara distilasi dan adsorbsi untuk mendapatkan etanol dengan konsentrasi > 99 %. Sorgum (Sorghum bicolor L.) merupakan tanaman serealia yang memiliki kandungan karbohidrat cukup tinggi, sekitar 66 g/100 g bahan, yang dapat diubah menjadi monosakarida (glukosa).
Penelitian ini bertujuan Kondisi optimum untuk reaksi hidrolisa sorgum (Sorgum – bicolor (L) Moech.) melalui tahap gelatin, likuifikasi dan sakarifikasi dan mendapatkan harga tetapan kinetika reaksi hidrolisa (Sorgum – bicolor (L) Moech.) dengan katalis enzim tahap sakarifikasi. Penelitian dilakukan menggunakan labu leher tiga, pemanas dan pengaduk magnetik dan pendingin casino online balik.
Tahap gelatin dilakukan dengan pemanasan pada suhu 80 °C sampai terbentuk gelatin. Tahap likuifikasi digunakan enzim -amilase pada tahap likuifikasi pada suhu 80 °C dengan konsentrasi enzim tertentu, Tahap sakarifikasi dengan enzim glukoamilase dengan variabel konsentrasi substrat dan konsentrasi enzim.
Variabel proses yang dijalankan pada penelitian ini meliputi variabel konsentrasi tepung (substrat) 10, 20 30 dan 40 %w/v, konsentrasi enzim glukoamilase ( 100, 200, 300 dan 400 U/gram ) pada tahap sakarifikasi reaksi hidrolisis biji sorghum serta dilakukan dalam dua bentuk olahan biji sorghum yaitu tepung dan pati sorghum. Glukosa yang dihasilkan dari rekasi hidrolisis dianalisa dengan alat spektrofotometer metode Nelson-Somogyi.
Berdasarkan data, grafik kadar glukosa dan persamaan kinetika dapat ditentukan kondisi optimum proses. Kenaikan kadar tepung dan kadar enzim memberikan kenaikan kadar glukosa sampai batas maksimum. Setelah mencapai maksimum, kadar glukosa cenderung tetap.