Kata kunci: padi sawah, SRI, vermikompos, cacing tanah, cast
Dewi, Widyatmani Sih; Syamsiah, Jauhari; Mujiyo*)
LPPM UNS, Pengabdian, DP2M, Penerapan Ipteks, 2009
Keberlanjutan produktivitas lahan sawah di Indonesia menghadapi berbagai tantangan, diantaranya adalah rendahnya kandungan bahan organik tanah, dan terbatasnya ketersediaan air, terutama pada musim kemarau. Salah satu kunci keberlanjutan produktivitas lahan sawah adalah pemberdayaan biota tanah. System of Rice Intensification (SRI) merupakan sistem budidaya padi berkelanjutan, yang hemat air dan menerapkan penggunaan pupuk organik, sehingga berpotensi memberdayakan layanan biota tanah. Penelitian dilakukan di lahan sawah milik petani di Desa Palur, Kab. Karanganyar, pada bulan Juli hingga Oktober 2009, menggunakan vermikompos hasil pengomposan oleh cacing tanah terhadap campuran kotoran sapi dengan jerami dan enceng gondok. Rancangan yang digunakan adalah RAKL, faktor tunggal. Faktor perlakuan meliputi sistem budidaya padi secara SRI dan konvensional, dengan variasi kombinasi pupuk vermikompos + pupuk anorganik. Vermikompos berpotensi meningkatkan kandung bahan organik tanah sawah sekitar 3 kali lebih besar dari pada yang dihasilkan oleh kotoran sapi. Budidaya padi secara SRI menghasilkan cast yang lebih banyak dari pada secara konvensional. Kandungan bahan organik di dalam cast adalah lebih tinggi (± 4,8%) dari pada tanah di sekitarnya (± 3,0%), sehingga cast berpotensi sebagai C-sequester, dan lebih berpotensi dalam memelihara keberlanjutan produktivitas lahan sawah. Penggunaan 1 ton/ha vermikompos + 150 kg/ha Urea dan 200 kg/ha Phonska dengan sistem SRI menghasilkan jumlah anakan per rumpun (52 anakan/rumpun), dan serapan N (1,95 g/rumpun) tertinggi dibanding dengan pada perlakuan lainnya.