PERBERDAYAAN JIWA WIRAUSAHA MAHASISWA SEBAGAI UPAYA MENCIPTAKAN WIRAUSAHAWAN BATIK YANG MANDIRI DAN PROFESIONAL

Kata kunci : wirausaha, wirausahawan, batik

Nurhayati Nanik Dwi*)
LPPM UNS, Pengabdian, DP2M, MKU, 2009

Untuk meningkatkan sumber daya manusia, pemerintah telah mengembangkan program kewirausahaan diberbagai sektor. Sesuai INPRES No. 4/1995 tanggal 30 Juni 1995 tentang Gerakan Nasional memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan. Hal ini merupakan tanggung jawab seluruh masyarakat Indonesia dan Perguruan Tinggi Universitas Sebelas Maret pada khususnya. Sebagai wujudnya, Universitas Sebelas Maret memfasilitasi mahasiswa mengadakan program magang kewirausahaan dengan tujuan memotivasi mahasiswa agar mengetahui dan mengembangkan potensi yang dimiliki sehingga dapat meningkatkan jiwa entrepreneurship, memotivasi mahasiswa untuk dapat melihat peluang dari pengrajin batik yang dapat dikembangkan, melatih mahasiswa untuk dapat memecahkan problem yang dihadapi dunia usaha terutama dibidang usaha batik, memotivasi mahasiswa yang berminat dalam bidang wirausaha batik agar menjadi wirausahawan profesional yang bermanfaat baginya dan orang lain, antusias menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh dikuliah, mengembangkan pengetahuan, dan mencoba membantu memecahkan permasalahan di UKM mitra dengan menyumbangkan ide gagasannya. Melalui program magang mahasiswa dapat belajar pembuatan batik, jenis zat warna, bahan membatik, pembuatan batik tradisional, pengemasan, pembentukan jiwa kewirausahaan, pengelolaan usaha dan pemasaran. Dengan demikian diharapkan menjadi lulusan yang siap dibutuhkan oleh masyarakat, dan dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi dirinya serta orang lain menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain.
Peserta magang adalah mahasiswa yang telah mengambil matakuliah kewirausahaan, tingkat akhir yang telah/ hampir menyelesaikan teori dari berbagai fakultas, jurusan dan program studi yang ada di Universitas Sebelas Maret sebanyak11 orang mahasiswa lolos beberapa tahap seleksi administrasi, tertulis (psikotes) dan wawancara. Pada umumnya mahasiswa mempunyai pengetahuan tentang kewirausahaan, pengalaman berwirausaha, enterpreneurship, aktif diberbagai kegiatan organisasi kampus dan di luar kampus, mempunyai motovasi besar meningkatkan jiwa kewirausahaan. Pelaksanaan kegiatan pra magang dan magang mahasiswa 1 Mei sampai 10 Agustus 2009 di UKM Batik Gunawan Setiawan perusahaan batik tulis tradisional milik H. Gunawan Setiawan, S.E berlokasi di Kampung Batik Kauman Solo Jln. Cakra 21 RT 2 RW 02, + 7 km dari kampus Universitas Sebelas Maret Surakarta. UKM Batik Gunawan Setiawan memiliki aktivitas kewirausahaan yang terbuka sehingga mudah untuk diserap ilmunya dalam menumbuhkan jiwa entrepreneurship, memiliki manajemen yang bagus dalam melakukan aktivitas kewirausahaan, tempat yang tepat untuk melakukan kegiatan magang kewirausahaan, industri batik sekarang cukup berpeluang tinggi untuk dijadikan bisnis, juga terdapat Musium Batik Kauman yang menyimpan peralatan membatik kuno, ratusan cap, masyarakat dapat melihat dan mempelajari sejarah batik Kauman dan batik Solo secara turun temurun. Untuk tujuan pembelajaran koleksi musium dilengkapi peralatan membatik, alat pres batik dari besi tahun 1940an, alat giling batik dari besi masa 1920an. Hasil kegiatan magang kewirausahaan, mahasiswa dapat merealisasikan dirinya membuat rencana bisnis guna membuka peluang usaha baru diantaranya makanan khas ” Chastello”, bisnis jilbab, bisnis busana batik muslim, bisnis perawatan kecantikan, bisnis perca batik, bisnis desain kaos khas, bisnis painting batik, bisnis scraft, dan bisnis internet. Kegiatan mahasiswa magang kewirausahaan perlu ditingkatkan dengan meningkatkan sosialisasi pada semua mahasiswa pentingnya magang kewirausahaan, perlu adanya tindak lanjut/ follow up program magang, sehingga dapat membantu mahasiswa merealisasikan usahanya serta perlu adanya perluasan kerja sama antara Perguruan Tinggi Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan beberapa UKM, instansi, departemen dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi.