Sastra Anak Sebagai Wahana Pengenalan dan Pengasuhan Ideologi : Sebagai kajian Wacana.

Kata kunci : dongeng, sastra anak, pengenalan ideologi.

Santosa, Riyadi; Djatmika; Primasita, Fitria Akhmerti*)
Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS, Penelitian, Dikti, Fundamental Lanjutan 2007.

Penelitian ini mempelajari cara bercerita guru TK dan orang tua kepada murid dan anaknya dalam rangka mengenalkan dan mengasuh ideology kepada murid TK dan anaknya.
Penelitian ini juga merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Bersifat deskriptif karena penelitian ini berusaha menggambarkan cara bercerita guru TK dan orang tua kepada murid dan anaknya melalui struktur ceritanya, pola turn-taking-nya, pola adjacency pair-nya, dan model scaffolding-nya. Dari struktur cerita dan pola-pola ini dapat diketahui cara pengenalan dan pengasuhan ideology kepada murid dan anaknya. Kemudian penelitian ini bersifat kualitatif pertama karena penelitian ini menggunakan data-data yang bersifat kualitatif seperti teks cerita, teks kuesioner, dan teks hasil wawancara, yang tidak diangkakan untuk mencari relasinya secara statistik. Tetapi teks tersebut dianalisis secara kualitatif dengan menggunakan pendekatan Linguistik Sistemik Fungsional, Literasi, Analisis Percakapan, dan Pemerolehan Bahasa.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa secara umum struktur teks cerita terdiri dari brainstorming, inti cerita, dan tanya jawab (moral) cerita. Tetapi masih ada yang tidak menggunakan brainstorming dan tanpa Tanya jawab. Pola turn-taking pada penelitian ini umumnya masih didominasi oleh guru dan orang tua yang mencerminkan komunikasi satu arah, walaupun sudah banyak yang mendistribusikan turn-taking-nya kepada murid dan anak, yang mencerminkan komunikasi dua arah. Ini Artinya secara sadar atau tidak guru dan orang tua sebagian telah membagikan powernya kepada mereka. Pola adjacency pair yang ada dalam penelitian ini masih didominasi pertanyaan-jawaban dan variasinya, walaupun ada beberapa yang lain seperti pernyataan-persetujuan/penolakan, pengulangan, interupsi dan lain-lain. Kemudian model scaffolding yang dibangun di dalam data penelitian ini masih belum maksimal, karena masih belum menyelesaikan persoalan pemahaman nilai-nilai ideologi dan belum bisa menuntun menyelesaikan struktur teks cerita. Dengan demikian pengasuhan nilai ideologis kepada anak belum maksimal.