Sintesis Resin Kopolimer Turunan Eugenol – Divinilbensena (DVB) Terimpreknasi Sebagai Penukar Ration Selektif Untuk Pemisahan Logam.

Kata kunci: resin kopolimer, eugenol divinilbenzena, ration selektif.

Handayani, Desi Suci; Martini, Tri; Maskur, Abu*)
Fakultas MIPA UNS, Penelitian, Dikti, Hibah Bersaing, 2006.
Semua resin mempunyai gugusan aktif -OH, -COOH, -HSO – sebagai pusat pertukaran. Polimer eugenol dapat dimanfaatkan sebagai resin penukar kation, karena mempunyai gugus -OH sebagai pusat pertukaran. Selain itu eugenol dapat diubah menjadi turunanya yaitu asam eugenil oksiasetat dimana mempunyai gugus -COOH yang merupakan pusat pertukaran.
Untuk meningkatkan efektifitas dan selektivitas, maka polimer turunan eugenol perlu dimodifikasi. Peningkatan efektivitas dapat dilakukan dengan sambungsilangkan antara polimer turunan eugenol dengan DVB, sedangkan peningkatan selektivitasnya dilakukan dengan impreknasi dengan suatu ionofor tertentu.
Sintesis monomer asam eugenil oksiasetat dilakukan melalui reaksi eterifikasi antara eugenol, NaOH dan asam kloroasetat. Sintesis ionofor 5 doro-2,4,2-trihidroksiazobensena dilakukan melalui reaksi diazotasi antara resisinol dan 2-amino-4-klorofenol. Eugenol dan asam eugenil oksiasetat dikopolimerisasi dengan DVB secara kationik dengan katalis BF3O(C2H5)  dibawah kondisi nitrogen atmosfer. Analisis struktur monomer dan ionofor ditentukan dengan spektrometer infra merah (FTIR), HINMR, dan kromatografi gas-spetrometer massa, sedangkan struktur polimer ditentukan dengan spektrometer infra merah (FTIR) dan HINMR. Penentuan berat molekul relatif polimer dengan metode viskometri. Masing-masing kopolimer dimpreknasi dengan ionofor hasil sintesis. Karakterisasi hasil impreknasi dilakukan dengan FTIR, DTA (Defferential Thermal Analysis) dan SEM (Scanning Electron Microscope).
Hasil sintesis asam eugenil oksiasetat berupa kristal jarum putih dengan kemurnian 100%. Hasil sintesis ionofor berupa padatan bewarna coklat tua kekuningan dengan kemurnian 84,44 %. Hasil kopolimerisasi eugenol-DVB berupa padatan merah bata, sedangkan asam eugenil oksiasetat berupa gel kuning dengan berat molekul relatif masing-masing 41945 dan 179843 gram/mol. Hasil impreknasi menunjukkan bahwa terjadi perubahan suhu degradasi, sebelum impreknasi kopoli(eugenol-DVB) dan Kopoli(asam eugenil oksiaseta) mulai terdegradasi pada suhu 331,81°C dan 452,26°C. Sedangkan setelah impreknasi masing-masing kopolimer mulai terdegradasi pada suhu 767,36°C dan 954,48°C. Hasil analisis SEM menunjukkan bahwa sebelum dan sesudah impreknasi mempunyai morfologi yang berbeda.