Identifikasi Morfologi, Kultur Jaringan Dan Analisis Awal Isozim Bibit Jarak Pagar Di Provinsi Jawa Tengah

Kata kunci: tanaman jarak pagar, morfologi, isozim, kultur jaringan.

Yunus, Ahmad; Suntoro; Yuni, Endang; Triharyanto, Eddy; Sutrisno, Joko; Sugiyono*)
LPPM UNS, Penelitian, Balitbang Jateng, RUD, 2006.

Tanaman jarak pagar merupakan salah satu tanaman penghasil bahan bakar alternatif. Permasalahan yang dijumpai selama ini antara lain sedikitnya informasi tentang sumber genetik, keragaman genetik dan hubungan kekerabatan antar spesies tanaman jarak pagar di Jawa Tengah dan bahkan di Indonesia. Selain itu metode perbanyakan tanaman jarak pagar melalui kultur jaringan juga belum berjalan secara efektif. Keragaman antar spesies-spesies tanaman jarak pagar dapat diketahui melalui penanda morfologi dan isozim, kedua penanda ini menghasilkan pengelompokan spesies-spesies tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tanaman jarak pagar berdasarkan penanda morfologi dan penanda isozim serta menentukan metode kultur jaringan yang efisien.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Desember 2006. Penelitian morfologi tanaman jarak pagar dilakukan di beberapa Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Penelitian analisis isozim dan kultur jaringan dilaksanakan di Laboratorium Sentral Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pada studi morfologi yang diamati adalah bagian-bagian vegetatif dan generatif. Analisis isozim dilakukan dengan menggunakan 12 sistem enzim. Eksplan pada kultur jaringan berasal dari daun muda dan hipokotil, kemudian diinduksi untuk membentuk tunas adventif dengan perlakuan pemberian konsentrasi auksin (IBA) : 0,5 ppm; 1 ppm; 2 ppm; 4 ppm dan pemberian konsentrasi sitokinin (BAP) : 0,5 ppm; 1 ppm; 2 ppm; 4 ppm, dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola Faktorial dengan 3 ulangan. Analisis data pada studi morfologi menggunakan analisis Cluster metode Average Linkage dengan Square Euclidean, pada analisis isozim menggunakan metode pengelompokan Cluster metode Average Linkage dengan koefisien DICE.
Hasil penelitian berdasarkan karakter morfologi terdapat 6 kelompok spesies yang mempunyai kedekatan kekerabatan yaitu : Banjarnegara (spesies 1) dan Kudus (spesies 2); Purbalingga (spesies 2) dan Cilacap (spesies 1); Purbalingga (spesies 1), Purbalingga (spesies 3) dan Banyumas (spesies 2); Grobogan dan Boyolali; Pemalang, Sragen, Kendal dan Batang; Purworejo (spesies 2) dan Kebumen (spesies 2). Berdasarkan analisis enzim 6-Phosphogluconate dehydrogenase (6PG), Sorbitol dehydrogenase (SOD) dan Schimimate dehydrogenase (SHD) menunjukkan bahwa spesies dari Kudus I (PT. Pura Kudus) berbeda dengan spesies yang lain sedangkan berdasarkan analisis enzim Alcohol dehydrogenase (ADH), Aconitase (AGO), Diaphorase (DIA) dan Isocitrate dehydrogenase (IDH) menunjukkan bahwa spesies dan Grobogan memiliki hubungan kekerabatan yang sangat dekat dengan Kudus I (PT. Pura Kudus). Perbanyakan tanaman melalui kultur jaringan bisa dilaksanakan tetapi masih memerlukan pengujian lebih lanjut.