Peningkatan Kualitas Dan Kuantitas Produksi Buah Stroberi Di Daerah Tawangmangu Melalui Penerapan Pola Tanam Secara Organik Pada Bangunan Greenhouse.

Kata kunci: kuantitas produksi, kualitas produksi, stroberi, pola tanam secara organik, greenhouse.

Ariani, Sri Retno Dwi*)
Fakultas KIP UNS, Penelitian, Lipi, 2006.

Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah terletak di sebelah barat lereng Gunung Lawu dengan ketinggian antara 100 meter – lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut. Salah satu Kecamatan di Kabupaten Karanganyar adalah Kecamatan Tawangmangu. Keadaan pertanian di Kecamatan Tawangmangu sangat baik, terutama untuk produksi tanaman pangan dan hortikultura (sayur-sayuran dan buah-buahan). Tidak stabilnya harga komoditas sayur mayur dewasa ini mendorong sejumlah petani di sentra pertanian Tawangmangu beralih mengembangkan budidaya stroberi. Alasannya, harga jual buah stroberi lebih stabil dan nilai jualnya lebih tinggi. Stroberi yang paling cocok ditanam di daerah Tawangmangu adalah varietas Tristar, Bali Keriting, Holand, Selva dan Anastasia.
Saat ini di Desa Kalisoro Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar telah tercatat sebuah kelompok tani yang bergerak di bidang agribisnis stroberi, yaitu Kelompok Tani Sekar Jingga. Kelompok Tani stroberi ini dirintis sejak tahun 1997, dengan ketua Bapak Warsito, membawahi 22 pengusaha tani. Sampai saat ini kebun stroberi yang dikelola seluas 2,63 hektar. Usaha di bidang agribisnis stroberi, secara total telah menyerap 64 tenaga kerja yang merupakan penduduk asli desa Kalisoro Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah. Keberadaan usaha tersebut telah mengukuhkan keberadaan Tawangmangu sebagai sentra baru penghasil stroberi.
Permasalahan utama yang dihadapi pada produksi buah stroberi oleh Kelompok Tani Sekar Jingga di daerah Tawangmangu adalah : (1). Stroberi yang ditanam di lahan terbuka di daerah Tawangmangu tidak dapat berbuah secara kontinu sepanjang tahun. Produksi buah stroberi tergantung pada musim. Pada saat musim hujan, tanaman stroberi tidak dapat berbuah. Pada sekitar tahun 1997-2004 rata-rata dalam setahun tanaman stroberi bisa berbuah selama 7 bulan, dengan jumlah yang fluktuatif tergantung cuaca. Sedangkan pada saat musim penghujan, tanaman stroberi tidak dapat berbuah sama sekali. Hal ini tentu saja ditinjau secara ekonomis kurang menguntungkan, karena selama 5 bulan, praktis para petani tidak dapat menghasilkan buah stroberi, (2). Pada analisis situasi diatas dijelaskan pula, pada saat cuaca cerah rata-rata dapat dipanen stroberi sebesar kurang lebih 30 % (Kelas A), 50 % (Kelas B) dan 20 % (Kelas C). Sedangkan pada saat musim penghujan, tanaman stroberi tidak dapat berbuah sama sekali. Guna meningkatkan efisiensi produksi diharapkan ada suatu teknologi budidaya stroberi yang dapat meningkatkan kualitas maupun kuantitas buah stroberi.
Tujuan umum dari kegiatan ini adalah menghasilkan suatu teknologi budidaya stroberi yang  menyebabkan strobefi dapat berbuah sepanjang tahun sehingga pasokan ke supermarket/swalayan, pasar tradisional dan tempat wisata dapat berlangsung kontinyu tidak tergantung iklim serta untuk  meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi buah stroberi.
Peiaksanaan teknis yang telah dilakukan adalah : (1). Penyampaian informasi program Iptekda tentang “Peningkatan Kualitas Dan Kuantitas Produksi Buah Stroberi Di Daerah Tawangmangu Melalui Penerapan Pola Tanam Secara Organik Pada Bangunan Greenhouse” kepada Kelompok Tani Sekar Jingga, (2). Perguliran bantuan Tahap I kepada Kelompok Tani Sekar Jingga (Rp 10 juta rupiah), (3). Membuat rancang bangun greenhouse dengan sistem rak bertingkat (verticulture), (4). Pendampingan pembangunan greenhouse dengan sistem rak bertingkat (verticulture) untuk budidaya stroberi organik pada lahan seluas 200 m2. Greenhouse ini milik bersama Koperasi Sekar Jingga yang nantinya akan dijadikan sebagai percontohan, (5). Perguliran bantuan kredit Tahap II kepada Kelompok Tani Sekar Jingga (Rp 13 juta rupiah), (6). Penyuluhan dan pelatihan tentang Stroberi, (7). Penyuluhan dan pelatihan tentang Panen dan Pasca Panen Buah Stroberi, (8). Penyuluhan dan pelatihan tentang Budidaya Stroberi Pada Bangunan Greenhouse , (9). Penyuluhan dan pelatihan tentang Pembibitan Tanaman Stroberi dengan Metode Sulur kepada Kelompok Tani Sekar Jingga, (10). Perguliran bantuan kredit Tahap III kepada Kelompok Tani Sekar Jingga (Rp 15 juta rupiah), (11). Pendampingan pembangunan greenhouse dengan sistem rak bertingkat (verticulture) untuk budidaya stroberi organik pada lahan seluas 900 m2. Greenhouse ini milik Bapak Warsito (400 m2,), Bapak Sukiman 100 m2, Bapak Kamidin 200 m2, Bapak Warsono (100 m2 1), Bapak Mijan (100 m2) dan Bapak Panut (papan nama, label dan kemasan), (12). Pendampingan pengadaan merek dagang dan paban nama untuk produk stroberi organik yang dipasarkan oleh salah satu anggota Kelompok Tani Sekar Jingga yaitu Bapak Panut, (13). Perguliran bantuan kredit tahap IV kepada Kelompok Tani Sekar Jingga (Rp 34 juta rupiah), (14). Pendampingan pengadaan label dan kemasan untuk produk stroberi organik yang dipasarkan oleh salah satu anggota Kelompok Tani Sekar Jingga yaitu Bapak Panut, (15). Penyuluhan dan pelatihan tentang Pemanfaatan Pupuk Organik Pada Budidaya Stroberi, (16). Penyuluhan dan pelatihan tentang Pemanfaatan Pestisida Organik Pada Budidaya Stroberi, (17). Perguliran bantuan kredit tahap V kepada Kelompok Tani Sekar Jingga (Rp 8 juta rupiah), (18). Pendampingan pembangunan greenhouse milik anggota sampai 100 % bisa dioperasionalkan untuk budidaya stroberi organik, (19). Penyuluhan dan pelatihan tentang kelanjutan pasca kegiatan Iptekda, perguliran dana Iptekda dan bagaimana tata cara pengangsuran yang benar
Adapun dampak yang telah dicapai dalam rangka kegiatan IPTEKDA LIPI IX ini adalah sebagai berikut : (1). Telah didirikan bangunan greenhouse untuk budidaya stroberi organik oleh Kelompok Tani Stroberi Sekar Jingga seluas 1.100 m  di daerah Kalisoro Tawangmangu Karanganyar Jawa Tengah, (2). Telah dihasilkan merek dagang stroberi organik (Saji Mulyo), papan nama Saji Mulyo di ujung gang dan di depan rumah, kemasan plastik stroberi organik (100 gram) dan (50 gram) serta label (Saji Mulyo), (3). Produk stroberi organik yang dihasilkan merupakan produk lebih unggul dari stroberi non organik (kelebihannya antara lain : mengurangi asupan bahan kimia beracun ke dalam tubuh, memberhentikan kemungkinan masuknya sel-sel produk pertanian hasil rekayasa genetika yang sampai kini belum diketahui bahaya dan akibatnya terhadap kesehatan, meningkatkan asupan nutrisi bermanfaat, seperti vitamin, mineral, asam lemak esensial , dan antioksidan, menurunkan resiko kanker, penyakit jantung koroner, alergi, dan hiperaktifitas pada anak-anak, rasanya lebih manis dan lebih segar, teksturnya lebih padat dan lebih tahan lama), (4). Dapat dihasilkan tanaman stroberi yang sanggup berbuah sepanjang tahun, tidak tergantung cuaca. Stroberi yang dihasilkan memiliki kualitas maupun kuantitas yang lebih baik dibandingkan produksi stroberi sebelum kegiatan, (5). Dari segi kualitas, kelebihan stroberi organik yang dibudidayakan pada bangunan greenhouse adalah rasanya lebih manis, lebih segar, teksturnya lebih padat dan lebih tahan lama (1 ming;gu tidak dipetik dari tanaman, buah belum rusak sedangkan tanaman stroberi di lahan terbuka harus sudah dipetik sebelum 2 hari) dan (6). Dari segi kuantitas, kelebihan stroberi organik yang dibudidayakan pada bangunan greenhouse adalah : pada saat musim penghujan, tanaman stroberi di lahan terbuka tidak dapat berbuah sama sekali, sedangkan pada bangunan greenhouse buah stroberi dapat dipanen rata-rata 5-7 Kg buah stroberi/100 m  tiap 2 hari sekali.