Kata kunci: IKM Rotan, model lokasi-alokasi, total biaya inbound, mixed integer linear programming
Yuniaristanto, Wahyudi Sutopo, Azizah Aisyati
LPPM UNS, Penelitian, DP2M, Hibah Bersaing, 2009
Berbagai regulasi dan perubahan global telah membawa dampak pada menurunnya daya saing produsen industri barang jadi rotan di wilayah Surakarta dan sekitarnya. Padahal di wilayah tersebut terdapat lebih dari 400 IKM yang memproduksi barang jadi rotan. Dampak terbesar adalah naiknya biaya sehingga harga pokok produk menjadi tidak kompetitif (Sutopo, 2006c). Dornier et al. (1998) memberikan prinsip dasar untuk peningkatan daya saing melalui perbaikan global operations, yaitu integrasi geografis, integrasi fungsi internal, dan integrasi sektoral. Dari data Asmindo (2007) diketahui bahwa Indonesia merupakan negara eksportir furniture rotan ke-12 di dunia, padahal Indonesia best online casino merupakan negara penghasil bahan baku rotan nomor 1 di dunia. Untuk itu, penelitian ini bertujuan meningkatkan daya saing IKM melalui penentuan lokasi dan alokasi distribusi terminal bahan baku yang memberikan total biaya inbound minimal.
Fenomena masalah tersebut dipecahkan dengan mengembangkan model integrasi penentuan lokasi dan alokasi distribusi dengan tujuan memberikan total biaya inbound minimal. Tahapan pada penelitian ini dibagi menjadi dua langkah utama. Pertama, identifikasi sistem terkait dengan rendahnya daya saing IKM. Kedua, pemodelan dengan formulasi model matematis mixed integer linear programming digunakan untuk menentukan lokasi terminal bahan baku dan alokasi distribusi bahan baku ke IKM. Model yang diusulkan dapat menjadi dasar pengambilan keputusan untuk menentukan lokasi fasilitas dan alokasi distribusi bahan baku yang dapat menjamin pasokan bahan baku rotan bagi industri produk jadi rotan di Solo Raya.

