Kata Kunci: Lengkeng, Dimocarpus longan, kultur jaringan, WPM
Arniputri, Retna Bandriyati; Muliawati, Endang Setia*)
LPPM UNS, Penelitian, DP2M, Hibah Bersaing, 2009
Tanaman lengkeng dataran rendah sangat potensial untuk dikembangkan di seluruh Indonesia, namun harga bibit yang mahal menjadi kendala. Permintaan lengkeng impor sangat tinggi, sehingga jika lengkeng impor ini dapat dikembangkan di Indonesia, maka dapat menghemat devisa negara. Data BPS (2000) menyebutkan impor lengkeng mencapai 2.930.021 kg yang bernilai US $3.283.136 per tahun. Penggunaan teknik kultur jaringan telah menarik minat nursery yang mengembangkan bibit lengkeng ini, diharapkan hasil dari kultur jaringan ini dapat menghasilkan bibit yang lebih banyak, true to type, lebih berkualitas, dan harga lebih murah serta tidak menutup kemungkinan Indonesia menjadi penghasil dan pengekspor lengkeng.
Tujuan penelitian ini tahun pertama adalah untuk menghasilkan teknik multiplikasi yang paling pas, berupa penggunaan media dan zpt yang paling sesuai bagi perbanyakan tanaman lengkeng dataran rendah secara in-vitro.
Penelitian ini diset menjadi su-sub judul, dengan menggunakan kombinasi faktor-faktor ZPT BAP, BA, IAA, IBA, NAA, Kin, yeast ekstract, air kelapa dengan media dasar WPM.
Hasil menunjukkan bahwa pertumbuhan eksplan tergolong lambat, karena pertumbuhan tanaman di lapangan juga lambat (tanaman tahunan). Penggunaan BAP 2 ppm/l dan 3 ppm/l dengan IBA sangat rendah (0-0.5 ppm) menghasilkan tunas terbaik, dan perlu dikaji lanjut di tahun ke2. Sedangkan penggunaan kombinasi BA dan NAA tidak menghasilkan tunas, dan hanya membentuk kalus. Penggunaan BAP 3 ppm dan IAA 3 ppm pada eksplan, menghasilkan tunas terbanyak dan tertinggi, sehingga penggunaan BAP dan IAA perlu dilanjutkan dengan range diantara 3 ppm BAP dan 3 ppm IAA. Penelitian ini msaat ini masih terus berjalan, pertumbuhan selanjutnya masih ditunggu perkembangannya sampai 2-3 bulan mendatang.