KARAKTERISASI GENETIKA Fusarium oxysporum f. sp. cepae PENYEBAB BUSUK PANGKAL PADA BAWANG-BAWANGAN DENGAN ANALISIS RAPD

Oleh: Zainal D. Fatawi & HS. Gutomo

Pada dasa warsa terakhir ini, Fusarium oxysporum f. sp. cepae telah menjadi penyebab penyakit busuk pangkal yang endemi pada bawang putih (Allium sativum L.) di Tawangmangu Karanganyar, Jawa Tengah dengan insidens penyakit dapat mencapai lebih di atas 70 %.   Lebih dari dua dasa warsa patogen ini telah lebih dulu dilaporkan sebagai penyebab penyakit moler yang endemi di beberapa daerah sentra bawang merah (Allium cepae var. ascalonicum L.) seperti di Bantul, Brebes, dan Nganjuk dengan intensitas penyamkit bisa mencapai di atas 75% pada varietas rentan. Pada tahun 1990-an di Tawangmangu terjadi introduksi varietas bawang merah yang teleran tumbuh di dataran tinggi.  Sejak itu, penanaman bawang merah ditanam secara terus-menerus dan umumnya secara capuran dengan bawang putih.  Pada periode yang sama terjadi masalah serius serangan patogen akar gada (Plamsodiophora brassicae Wor.) sehingga petani takut menanam kubis.  Hal ini menyebabkan penanaman bawang putih dan bawang merah semakin intensif.  Diduga bahwa ada hubungan epidemiologi pada perubahan status penyakit oleh F.o. f.sp. cepae pada bwang putih di Tawangmangu terkait dengan perubahan sistem tanam bawang putih dan introduksi bawang merah tersebut.   Galur F.o. f.sp. cepae yang menyerang bawang putih di Tawangmangu memiliki hubungan dekat secara genetika dengan galur yang menyerang pada bawang merah di daerah lain.  Uji virulensi silang 10 isolat F.o. f.sp. cepae asal bawang merah dan 8 isolat asal bawang putih telah dilakukan.  Uji virulensi pada varietas rentan dilakukan di laboratorium dengan menggunakan bawang putih varietas lokal Tawangmangu dan bawang merah kultivar biru.   Pengujian dilakukan dengan menumbuhkan benih di atas koloni patogen pada medium PDA dalam cawan Petri dan pada tanah terinokulasi dalam pot plastik.  Setiap koloni patogen pada PDA dalam cawan dan tanah terinokulasi dalam pot platik ditumbukan 10 benih dan diulang 3 kali.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa F.o. f.sp. cepae semua isolat bawang putih sangat virulen pada bawang merah, sedangkan virulensi isolat bawang merah pada bawang putih bervariasi.  Studi hubungan kekerabatan genetik F.o. f.sp. cepae antara isolat bawang putih dan bawang merah menggunakan   polymerase chain  reaction (PCR) – random amplified polymorphism DNA (RAPD), masih sedang perkembangan