Kata kunci: revitalisasi batik, warisan budaya, motif batik
Sariyatun; Sugiarti, Rara; Subiyantoro, Slamet*)
LPPM UNS, Penelitian, Dikti, Hibah Bersaing Lanjutan, 2007.
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menemukan model revitalisasi seni Batik Klasik melalui Interpretasi sebagai upaya untuk melestarikan warisan budaya dan mendukung pengembangan pariwisata di Surakarta. Sasaran jangka pendek yang hendak dicapai adalah memberikan pendampingan yang bersifat motivatif-alternatif dengan upaya menginterpretasi nilai-nilai filosofis batik sebagai upaya melestarikan batik sebagai warisan budaya dan memberdayakan batik sebagai pendukung pariwisata budaya.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka penelitian ini direncanakan dalam tahapan-tahapan selama tiga tahun. Tahap pertama (th 2006) di lakukan eksplorasi motif dan makna filosofis batik klasik serta pemahaman masyarakat terhadap motif dan makna filosofos batik klasik sebagai acuan untuk memilih sarana interpretasi.Tahap kedua (tahun 2007) merumuskan model revitalisasi seni batik klasik berbasis interpretasi. Tahap ketiga (tahun 2008) adalah mengimplementasikan dan menyempurnakan model revitalisasi seni batik klasik berbasis interpretasi sebagai upaya untuk melestarikan warisan budaya dan mendukung pengembangan pariwisata di Surakarta.
Metode penelitian yang diterapkan pada tahun ke-2 menitikberatkan pada penemuan model serta pemantapan model revitalisasi seni batik klasik berbasis interpretasi. Perumusan model pada tahun ke-2 didasarkan pada pendekatan partisipatif di mana seluruh elemen pemangku kepentingan partiwisata (stakeholder) di Surakarta turut berperan serta dalam proses penyusunan model. Metode yang digunakan dalam proses perumusan model adalah: 1) Pemaparan (Explanatory), 2) Diskusi Kelompok Terarah (Focus Group Discussion). 3) Lokakarya dilaksanakan guna memperoleh masukan dan informasi dari berbagai pelaku (stakeholder) pariwisata dalam rangka membuat rancangan model revitalisasi seni batik klasik. 4) Wawancara mendalam (in-depth interview).
Hasil penelitian tahun ke 2 adalah Model revitalisasi seni batik klasik melalui interpretasi atau interpretasi batik berbasis pemandu wisata ( Batik Interpretation based on the empowerment of guides.). Model ini menggaris bawahi pentingnya pemberdayaan pemandu wisata dalam memberikan penjelasan mengenai motif dan makna filosofis batik klasik kepada wisatawan agar wisatawan dapat memahami, menghargai dan kemudian ikut berpartisipasi dalam melestarikan serta memberikan apreasi terhadap batik klasik. Oleh karena itu model ini harus didukung oleh SDM (pemandu wisata) yang berkualitas yang memiliki pengetahuan budaya, khususnya mengenai batik, serta memiliki kemampuan berbahasa yang baik sehingga dapat menciptakan komunikasi yang harmonis dengan wisatawan.
Revitalisasi seni batik klasik melalui interpretasi akan bermanfaat antara lain: 1) menciptakan kesan tempat (sense of place); 2) menjadi ujung tombak promosi obyek dan daya tarik wisata sehingga mendukung pengembangan pariwisata daerah, khususnya pariwisata Kota Surakarta; 3) membuka lapangan pekerjaan di bidang pariwisata bagi penduduk setempat; 4) menciptakan multiplier effect sehingga dapat mengembangkan perekonomian wilayah; dan 5) meningkatkan kesejahteraan masyarakat.