Film Animasi Dalam Bentuk CD Sebagai Salah Satu Industri Budaya Bangsa Kisah Asmara R. Panji Asmarabangun dengan Dewi Sekartaji.

Kata kunci: wayang beber, film animasi, industri budaya.

Afatara, Narsen*)
Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS, Penelitian, Dikti, Hibah Bersaing Lanjutan, 2006.

Dewasa ini pemunculan Wayang Beber lewat seni pertunjukan sudah jarang dijumpai, pertunjukan ini sudah hampir mati. Dari fakta historis, Wayang beber yang asli sangat terbatas jumlahnya dan bahkan mendekati kondisi yang rapuh. Masyarakat Surakarta pada khususnya jarang menyaksikan pertunjukan ini, dan nyaris hampir tidak mengenal perwujudan aslinya. Wayang Beber yang dijumpai adalah fragmen wayang beber yang berupa lukisan yang dibuat oleh para perajin dan biasanya terdapat di art shop, bukan lagi merupakan bagian dari pertunjukannya. Sekarang muncul; berbagai pembaharuan dalam pengembangan bentuk wayang beber ini. Dalam penelitian Hibah Bersaing IX/1 Tahun 2001 – 2002, telah dihasilkan bentuk Komik serta Cergam Wayang Beber dengan visi tradisional maupun kontemporer.
Pelestarian Wayang Beber lewat alih fungsi dari seni pertunjukan yang ritual tradisonal kedalam film animasi atau film kartun, sangat dimungkinkan. Dilihat dari sumber daya manusianya, para senimannya selalu tersedia karena ditopang oleh perguruan tinggi kesenian, yaitu STSI dan Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS, serta terdapat beberapa studio yang bergerak di dalam grafis desain.
Hasil penelitian Hibah Bersaing di atas merupakan sumber gagasan untuk mengembangkan lebih jauh dari temuan penelitian, bukan sekedar komik lagi, melainkan dikembangkan menjadi film animasi atau kartun dalam bentuk CD (Compact Disc) dengan ceritera yang sama yaitu Kisah Asmara antara R. Panji Asmarabangun dengan Dewi Sekartaji, kemudian menjajagi lebih jauh untuk segmen pasarnya dengan umpan balik dari komentar para siswa SMA kemudian menuju kepada produser yang terkait dengan produk ini.
Lokasi penelitian di Surakarta dengan studio untuk proses penyelesaiannya di Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS, dan masih menggunakan studio swasta untuk kepentingan penunjang yang dibutuhkan. Masalah yang diteliti berkaitan dengan proses dan makna, maka bentuk pendekatannya adalah deskriptip kualitatip agar berbagai nuansa permasalahan yang ada dapat dideskripsikan dengan baik, dengan melakukan diskusi yang terfokus sangat membantu pemecahan hambatan di lapangan. Di sisi lain pentingnya bekerja sama dengan Dinas Priwisata, pusat-pusat informasi, serta yang lain, agar nantinya dapat menginformasikan kepada masyarakat luas, sesuai dengan target yang diharapkan. Menayangkannya dalam kesempatan-kesempatan yang penting. Harapan yang muncul agar hasil dari penelitian ini dapat memberikan kebanggaan masyarakat baik tingkat lokal, nasional bahkan internasional. Sebagai hasil akhir dari penelitian ini adalah film animasi dalam bentuk CD.