Teknik Pengeringan Jamur dengan Memanfaatkan Efek Rumah Kaca dan Energi Suplemen Biobriket Limbah Log Bag dalam Rangka Peningkatan Ekspor.

Kata kunci: jamur, rumah kaca, biobriket, teknik pengeringan.

Marzuki, Ahmad; Kristiawan, Budi; Armansyah; Ramelan, Ari Handono*)
Fakultas MIPA UNS, Penelitian, Dikti, Hibah Bersaing, 2006.

Jamur kuping merupakan komoditi yang potensial di Indonesia sebab bahan baku untuk budidaya jamur sangat melimpah. Bahan baku utama yang digunakan untuk budidaya jamur kuping adalah campuran serbuk gergaji kayu sengon laut, bekatul dan pupuk. Campuran tersebut menghasilkan media tanam yang disebut log bag. Jamur kuping banyak dikonsumsi orang karena rasanya yang lezat dan mempunyai nilai nutrisi yang tinggi. Sebagai komoditi agrobisnis, budidaya jamur kuping mempunyai peluang yang cukup menjanjikan. Peluang pasar menunjukkan prospek yang baik hingga kebutuhan akan jamur kuping tidak mampu disediakan oleh petani jamur. Di samping untuk memenuhi kebutuhan lokal, pemasaran jamur kuping juga untuk memenuhi konsumen luar negeri, hal ini terbukti dengan permintaan export yang tinggi. Konsumen dapat membeli jamur kuping dalam bentuk segar ataupun kering. Tujuan dari penelitian ini adalah menerapkan alat pengering jamur kuping kepada petani, memberikan penyuluhan tentang pembuatan dan pengoperasian alat pengering, untuk memperluas kesempatan kerja dan juga meningkatkan pendapatan petani, meningkatkan ekspor untuk memperbesar devisa negara.
Peralatan penelitian menggunakan pengering efek rumah kaca dan biobriket sebagai energi suplemennya. Bahan baku biobriket adalah campuran batu bara dan limbah log bag yang dinyatakan dalam prosentase massanya. Data penelitian diperoleh melalui kaji eksperimen di laboratorium dengan menggunakan peralatan dan prosedur yang sesuai untuk masing-masing jenis pengujiannya. Hasil yang diperoleh berupa label dan grafik yang menggambarkan hubungan antara pengaruh sumber energi yang digunakan terhadap proses pengeringan. Karakteristik biobriket juga diteliti dengan mengamati nilai kalori, kadar air, zat-terbang, kadar CO dan lama pembakaran per satuan massanya.
Hasil investigasi diperoleh dua bentuk sumber energi untuk pengeringan jamur kuping, yaitu efek rumah kaca dan biobriket. Radiasi matahari yang ditransmisikan ke dalam rumah kaca mencapai adalah 66,16%, sedangkan sisanya 33,84% diabsorpsi dan dipantulkan. Temperatur udara rata-rata meningkat menjadi 4,2%. Hal ini menunjukkan terjadi efek rumah kaca. Intensitas radiasi matahari, temperatur udara rata-rata dan kecepatan pengeringan berturut-turut adalah 266,92 W/m2, 42,13 °C dan 0,03763 gr/jam. Hasil eksperimen biobriket menunjukkan bahwa komposisi A (100% batu bara) mempunyai temperatur puncak tertinggi, yaitu sebesar 2177,65 °C dan pada komposisi B sebesar 2190,0 °C. Komposisi E mempunyai kecepatan pengeringan dan kecepatan pembakaran tertinggi, berturut-turut adalah 0,0133 gr/menit dan 0,5 kg/jam