Sintesa Zat Warna Alami Dari Sumber Hayati Dengan Ekstraktor Guna Mendukung Pelestarian Lingkungan

Kata Kunci : Ekstraktor, Sumber Hayati, Zat Warna Alami

Paryanto
LPPM UNS, Penelitian, DP2M, Hibah Kompetitif Penelitian Strategis Nasional, 2009

Proses pewarnaan makanan, kosmetik dan sandang pada awalnya menggunakan zat warna alami. Namun setelah ditemukann zat warna sintetis maka penggunaan zat warna alam semakin berkurang. Pewarna sintetis saat ini juga digunakan dalam makanan dan kosmetik. Karena zat warna sintetis sangat membahayakan dan mencemari lingkungan, maka penggunaan zat warna alami mulai dipertimbangkan kembali penggunaannya.Tujuan penelitian adalah membuat ekstraktor zat warna alami untuk mengolah sumber hayati yang efektif dalam pengoperasiannya. Ekstraktor terdiri atas tangki berpengaduk yang dilengkapi buffle serta motor pengaduk. Proses pembuatannya melalui beberapa tahapan, yaitu perancangan, pembuatan, dan pengujian alat. Dari hasil perancangan dan pembuatan ekstraktor didapatkan alat yang berbentuk tabung silinder tegak dengan diameter 21 cm dan tinggi 42 cm. Tangki ini terbuat dari bahan stainless steel, di dalamnya terdapat Baffle yang tingginya 34 cm dan lebar 1,75 cm Ekstraktor dilengkapi pengaduk (turbine with 4 blades) berdiameter 7 cm yang terletak casino online 7 cm dari dasar tangki sebagai pengolak bahan alami (ketela ungu, buah tinta, daun suji dan daun pandan) dan air sebagai solvennya. Pengaduk digerakkaan oleh motor 0,25HP yang mempunyai kecepatan 1400 rpm, dan dipasang termometer untuk mengontrol suhu yang terletak 20 cm dari dasar tangki. Uji peralatan dengan bahan ketela ungu, daun suji, daun pandan dan buah tinta pada suhu 100oC, kecepatan pengadukan 875 rpm waktu yang digunakan untuk menghasilkan ekstrak ketela ungu selama 2 jam lebih 5 menit, buah tinta selama 1 jam lebih 25 menit, daun pandan selama 1 jam lebih 5 menit, daun suji selama 1 jam lebih 20 menit.