Pengembangan Transferable Skills Mahasiswa Melalui Peningkatan Kualitas Pembelajaran Statistika Dalam Rangka Meningkatkan Daya Saing Lulusan Pendidikan Tinggi.

Kata kunci: transferable skills, statistik, competitive advantage.

Siswandari; Susilaningsih*)
Fakultas KIP UNS, Penelitian, Dikti, Hibah Bersaing, 2006.

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan sumber daya utama dari competitive advantage baik pada bidang pendidikan maupun bisnis, merupakan aset terpenting bagi keberhasilan organisasi dan merupakan faktor kunci dalam reformasi ekonomi. Untuk menghadapi era globalisasi, SDM yang mampu bersaing mutlak diperlukan. Hampir setiap pihak yang berkepentingan membicarakan tentang harapan agar perguruan tinggi mampu menghasilkan SDM unggul yang memiliki competitive advantage dan mampu memainkan perannya baik sebagai strategic partner, administrative expert, employee champion maupun change agent. Namun, yang menjadi salah satu permasalahan pelik di Indonesia adalah bagaimana pendidikan tinggi mempersiapkan lulusannya supaya memiliki competitive advantage sehingga dapat memasuki pasar kerja era globalisasi dengan relatif mudah.
Hal mencolok yang terjadi dalam kaitannya dengan pendidikan tinggi adalah tingkat pengangguran yang relative tinggi dari tahun ke tahun, sekitar 20% untuk tingkat sarjana dan 10,81% untuk Diploma, angka pengangguran hingga tahun 2000 sudah mencapai 59,84% dari 95,7 juta angkatan kerja dimana hanya 2,9% yang berpendidikan Diploma dan 2,4% berpendidikan Sarjana S1. Meskipun tingkat pengangguran yang relatif tinggi tersebut bukan hanya merupakan tanggung jawab lembaga pendidikan tinggi, namun tidaklah dapat disangkal bahwa proporsi tanggung jawab pendidikan tinggi sebagai produsen tenaga kerja atau sumber daya manusia cukup besar. Disamping itu adanya in-efisiensi dengan indikator masa studi yang relatif lama (5,5 – 5,8 tahun untuk basic sciences , teknik dan pertanian dan ketidakmampuan perguruan tinggi untuk menghasilkan pengetahuan yang dibutuhkan masyarakat karena rendahnya motivasi untuk meneliti, selain itu perguruan tinggi masih belum memainkan perannya secara maksimal dalam rangka meningkatkan daya saing bangsa.
Menyikapi apa yang telah dikemukakan di atas, peneliti bermaksud mencari celah yang relatif cukup strategis untuk ikut menyumbangkan pemikiran tentang upaya logis dalam rangka meningkatkan kualitas calon lulusan pendidikan tinggi sebagai sumber daya manusia yang berkualitas di masa depan. Celah yang dimaksud adalah peningkatan skills yang termasuk kedalam apa yang disebut sebagai transferable skills. Transferable skills ini dipilih karena berdasarkan beberapa hasil kajian yang relevan ternyata skills inilah yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan di tempat kerja. Upaya tersebut dituangkan dalam kegiatan penelitian yang pada tahun pertama ini dilakukan melalui pendekatan survey dengan tujuan untuk mengidentifikasi tingkat transferable skills mahasiswa dari perguruan tinggi negeri dan swasta. Identifikasi ini dilakukan dengan memanfaatkan alat ukur jenis non-tes yang telah memenuhi validitas teoritis dan empiris sebagai syarat utama suatu alat pengukuran yang baik.
Di samping mengidentifikasi tingkat transferable skills mahasiswa, penelitian ini juga mengidentifikasi praktek pembelajaran statistika yang dilakukan pada 10 program studi dari perguruan tinggi negeri dan swasta. Hal ini dilakukan karena mata kuliah yang dipilih sebagai sarana untuk meningkatkan transferable skills mahasiswa dalam keseluruhan kegiatan penelitian ini adalah mata kuliah statistika. Statistika ini dipilih karena dua alasan utama. Pertama, era globalisasi menuntut bidang pekerjaan yang bervariasi dan menuntut kemampuan bekerja dengan berbagai teknologi terutama yang bersifat computerized. Kedua, dari hasil studi empiris ditemukan bahwa sejak tahun 2001 yang lalu salah satu trend penelitian untuk semua bidang ilmu dilakukan melalui penelitian kuantitatif, hal ini antara lain ditandai dengan berkembangnya Quantitative History dimana kajian bidang sejarahpun ditangani dengan berbagai analisis statistik yang relevan di samping adanya kenyataan bahwa sejarawan mulai mencari formula baru dalam mengungkap fakta sejarah. Selain itu penelitian kuantitatif pada masa ini telah berhasil mendominasi dan merupakan salah satu modus dengan peminat terbanyak pada Pendidikan Tinggi. Kondisi seperti ini merambah ke semua bidang kajian yang memungkinkan penerapan analisis statistik menjadi salah satu alat yang sangat dipertimbangkan dalam rangka membantu memecahkan permasalahan penelitian. Selanjutnya dari hasil studi empiris juga menyebutkan bahwa dalam rangka meningkatkan akurasi dalam peramalan (forecasting) penggunaan komputer yang disertai dengan metode statistik semakin meningkat dan bahwa penggunaan komputer yang memang dimaksudkan untuk memfasilitasi proses pembelajaran, oleh mahasiswa dipandang sebagai langkah strategis dalam meningkatkan layanan akademik di perguruan tinggi. Mempertimbangkan kedua hal tersebut maka tidaklah berlebihan jika pembelajaran statistika berbantuan komputer dipilih sebagai sarana untuk mengembangkan transferable skills mahasiswa.
Penelitian survey ini mengambil sampel sebanyak 304 mahasiswa dan 10 program studi secara random dari perguruan tinggi negeri dan swasta di Surakarta dalam rangka mengidentifikasi tingkat transferable skills mahasiswa dan praktek pembelajaran statistika yang dilakukan saat ini.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa secara kuantitatif rata-rata tingkat transferable skills dari 304 mahasiswa yang berasal dari perguruan tinggi negeri dan swasta di Surakarta adalah 5,23 dimana angka ini berada pada kategori rendah. Jika dikaji secara kualitatif maka transferable skills mahasiswa ini berada pada kategori batas minimum (threshold). Selanjutnya dapat diinformasikan bahwa 18 dari 33 aspek transferable skills yang tergolong rendah (55% dari seluruh aspek yang diukur) yang sangat mungkin ditingkatkan melalui pembelajaran statistika berbantuan komputer adalah sebagai berikut
1.   Kemampuan melakukan komputasi (aspek-7)
2.   Kemampuan memanfaatkan spreadsheets (aspek-15)
3.   Kemampuan menafsirkan grafik (aspek-16)
4.   Kemampuan menguji hipotesis (aspek-17)
5.   Kemampuan menafsirkan hasil pengolahan data (aspek-18)
6.   Kemampuan mempresentasikan hasil pengolahan data dengan tepat (aspek-19)
Hasil identifikasi ini kemudian dipadukan dengan hasil analisis faktor yang dimaksudkan untuk mengkaji transferable skills yang diprioritaskan untuk ditingkatkan. Berdasarkan kedua kajian ini maka transferable skills yang ditargetkan meningkat melalui strategi pembelajaran statistika berbantuan komputer (sebagaimana yang tertera pada Draft SAP) yang akan diujicoba pada tahun II adalah:
1.   Tingkat kemampuan melatih (X5)
2.   Tingkat kemampuan mengumpulkan data (X12)
3.   Tingkat kemampuan menghitung (X13)
4.   Tingkat kemampuan memanfaatkan spreadsheets (X15)
5.   Tingkat kemampuan menafsirkan grafik (X17)
6.   Tingkat kemampuan menguji hipotesis (X18)
7.   Tingkat kemampuan menafsirkan hasil pengolahan data (X19)
8.   Tingkat kemampuan mempresentasikan hasil pengolahan data (X20)
9. Tingkat kemampuan mengolah (memproses) data yang diperoleh (X31)
Selanjutnya dapat diinformasikan tiga hal yang berkaitan dengan praktek pembelajaran statistika yang diselenggarakan tahun 2006 ini. (1) Cakupan materi yang disampaikan kepada mahasiswa relatif bervariasi dan masih cenderung teoritis. (2) Secara umum metode pembelajaran yang digunakan relatif sama yaitu ceramah bervariasi dan penugasan (pemberian soal-soal latihan) dan (3) Pembelajaran yang dipraktekkan pada 10 program studi yang diamati ternyata memberikan kesimpulan yang sama dimana pembelajaran statistika masih dilakukan secara konvensional artinya tidak satupun dari sampel yang menggunakan teknologi komputer. Di samping itu strategi pembelajaran yang dilakukan masih bersifat “teacher oriented”.