Perbaikan Sistem Fermentasi Rumen Melalui Pemberian Pakan Suplemen dalam Ransum Ternak Ruminansia

Kata kunci : GPFS, fermentabilitas, degradabilitas, peternakan rakyat.

Widyawati, Susi Dwi; Pratitis SS, Wara; Astuti, Isti*)
Fakultas Pertanian UNS, Penelitian, Dikti, Hibah Bersaing 2007.

Penelitian yang bertujuan untuk memperbaiki sistem fermentasi dalam rumen pada ternak ruminansia yang hanya diberikan rumput lapang, telah dilakukan di Laboratorium Biokimia Nutrisi dan Teknologi Pakan Ternak, Fakultas Peternakan UGM dan evaluasi secara in vivo telah dilaksanakan di Kandang Percobaan Fakultas Pertanian UNS selama 10 bulan.
Evaluasi terhadap fermentabilitas in vitro dan degradabilitas in sacco dilakukan pada sapi berfistula rumen sebanyak 2 ekor yang digunakan sebagai donor cairan rumen dan domba jantan sebanyak 12 ekor digunakan untuk pengujian secara in vivo untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan suplemen terhadap performan ternak. Pakan suplemen diberikan sebanyak 20 – 30 g/kg BB0.75.
Pakan suplemen yang disusun dengan 4 macam komposisi yang berbeda satu dengan yang lainnya diberikan pada ransum basal rumput lapang yaitu, BK-K, BK-MIL, DL-K dan DL-MIL. Dasar penyusunan komposisi pakan suplemen adalah 1. Penggunaan urea, U, dan molasses, M,. dengan rasio 1:7 untuk mencukupi kebutuhan nutrient mikrobia rumen, 2. Pakan sumber protein bypass dari bahan pakan bungkil kedelai, BK., dan daun lamtoro sebagai pasokan nutrient pasca rumen untuk mensuplai N bagi host nya dan 3. Penggunaan daun ketepeng, K, dan minyak ikan lemuru, MIL., masing-masing untuk menyediakan kuinon dan asam lemak tak jenuh atau poly unsaturated fatty acids, PUFA, yang mampu memanfaatkan hidrogen sehingga produksi gas metan akan tertekan sehingga efisiensi penggunaan energi ransum dapat meningkat.
Derajat keasaman rumen berkisar antara 6.78-6.82, ini merupakan pH yang normal untuk terjadinya proses fermentasi mikrobial dalam rumen. Fermentabilitas ransum yang disuplementasi dengan 4 pakan suplemen tersebut yang ditinjau dari konsentrasi NH3 dan produksi VFA total dan parsial yaitu C2, C3 dan C4, menunjukkan ransum cukup fermentable dengan produksi VFA dan NH3 yang dapat memenuhi kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan serta aktivitas mikrobia rumen. Dilihat dari degradasi in sacco, BK, BO dan SK tidak menunjukkan adanya perbedaan yang nyata dari keempat perlakuan. Hal ini berkaitan dengan produksi asam asetat yang cukup tinggi yang menunjukkan degradasi SK dari ransum perlakuan di dalam rumen berjalan secara baik. Sedangkan daun ketepeng dan minyak ikan lemuru mampu menormalisir produksi gas total maupun produksi metan. Konsumsi pakan meningkat dengan pemberian pakan suplemen, yang berarti bahwa pakan suplemen mampu meningkatkan palatabilitas ransum. Keadaan ini diikuti dengan adanya peningkatan PBBH, namun penggunaan BK-MIL sangat nyata (P<0.01) lebih tinggi dibandingkan kontrol, walaupun ketiga ransum perlakuan memberikan konversi pakan yang tidak berbeda nyata.
Kesimpulan yang dapat diambil bahwa fermentabilitas dan degradabilitas rumput lapangan yang disuplementasi dengan bungkil kedelai sebagai sumber protein bypass lebih baik dibandingkan dengan daun lamtoro serta dapat memberikan performan ternak domba yang baik.