Hubungan kekerabatan tanaman manggis (Garcinia mangostana L.) antar aksesi di Sentra Tanaman Manggis Se Jawa

Kata kunci: Garcnia mangostana L; aksesi; karakterisasi; numerik; filogenetik.

Muzayyinah; Suratman
LPPM UNS, Penelitian, DP2M, Hibah Kompetitif Penelitian Strategis Nasional, 2009

Tujuan penelitian dari penelitian : mengetahui hubungan kekerabatan phylogenetik antar jenis, varietas dan mengetahui kedudukan taksonomi spesies Garcinia sp. dalam kategori takson. Penelitian dilakukan di empat provinsi, yaitu Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, DIY dan Jawa Barat. Pengambilan sampel disesuaikan dengan fenologi dari tanaman manggis. Fenologi dari masing-masing daerah ternyata menunjukkan waktu yang berbeda. Pengambilan sampel penelitian lapangan dilakukan antara bulan April – Oktober 2009. Penelitian ini dilakukan untuk mengamati dan mendapatkan informasi morfologi, anatomi dan sitologi. Pengamatan peubah merujuk pada buku IPGRI Descriptor for Mangosteen. Sampel pohon diambil 20 untuk setiap aksesi. Hasil karakterisasi terhadap morfologi habitus khususnya pohon tidak ditemukan spesifikasi perbedaan pada setiap aksesi. Adanya variasi pada ukuran dan bentuk diakibatkan oleh variasi lingkungan. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman manggis jika dibandingkan keseluruhan aksesi maka aksesi dari Watulimo menunjukkan perkembangan yang paling baik. Hal ini sejalan dengan tingkat perawatan yang terorganisasi serta berkelanjutan. Secara morfologi ditemukan satu spesies manggis yaitu Garcinia mangostana L. dengan dua varietas yaitu kaligesing dan puspahiang. Daya tarik buah dari aksesi Watulimo menunjukkan sangat baik dibanding aksesi yang lain sedangkan tingkat daya tarik terendah berasal dari aksesi matesih. Hasila analisis kluster diketahui koefisien kesamaan di antara 22 aksesi manggis yang diteliti berkisar sekitar 62 – 89%, mengelompok menjadi 2 kelompok utama, yaitu : kelompok pertama yang terdiri dari aksesi WTLM1, NGBL1, NGBL2 dan NGBL2 yang mengelompok pada koefisien kesamaan sebesar 73% sedangkan 18 aksesi lainnya membentuk kelompok kedua pada koefisien kesamaan sebesar 68.5%. Kelompok pertama memiliki koefisien pengelompokan di antara setiap aksesi yang relatif lebih tinggi. Variasi ciri morfologi dan anatomi pada kelompok pertama tersebut lebih rendah dibandingkan dengan variasi di antara setiap aksesi pada kelompok kedua. Semakin rendah variasi ciri yang terjadi maka semakin tinggi tingkat kesamaan di antara aksesi yang ada sehingga semakin dekat hubungan kekerabatannya. Hasil analsisi filogenetik menunjukkan adanya pola pengelompokkan aksesi manggis. Aksesi-aksesi mengelompok menjadi 6 kelompok utama, yaitu kelompok I yang terdiri atas aksesi WTLM1, WTLM2, WTLM3, WTLM4, KLGS1, KLGS2, KLGS3; kelompok II yang terdiri atas aksesi NGBL1, NGBL2, NGBL3, NGBL4; kelompok III yang terdiri atas aksesi JGRG1, JGRG2, JGRG3, JGRG4; kelompok IV yang terdiri atas aksesi MTSH1, MTSH2, MTSH3; kelompok V yang terdiri atas aksesi PSPH1, PSPH2, PSPH3; dan kelompok VI yang terdiri atas satu aksesi yaitu KKAP1.